MENJEMPUT TUGAS MANUSIA ; HAMBA & KHALIFAH
Siapa dari kita yang hari ini pernah mendengar tentang kutipan “Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu” yang sering kali di ucapkan oleh beberapa filsuf islam kontemporer seperti Dr. Fahrudin Faiz dan lain-lain? Tentunya, kutipan ini sudah sangatlah tidak asing bagi kita yang hari ini sedang melakukan pencarian jati diri. Namun dalam beberapa narasi kitab klasik memang kutipan ini sering sekali disalah artikan sebagai haddist Nabi Muhammad SAW. Yang padahal, setelah beberapa para cendekiawan Islam seperti Imam An-Nawawi, Ibnu Taimiyah, Az-Zarkasyi, Ibnu Athaillah dan lain-lain beranggapan bahwa ini bukanlah haddist Nabi Muhammad SAW. Melainkan hanya ungkapan dari perkataan seorang ulama sufi yang terkenal Yahya bin Muadz Ar-Razi. Terkait persoalan otentisitas, An-Nawawi menegaskan bahwa ungkapan itu tidak mempunyai validitas yang kuat sebagai haddist Nabi Muhammad SAW. Imam As-Sayuthi mengutip Pendapat An-Nawawi dalam karyanya Al-Hawi lil Fatawa pada sub bahasan Al-Qaulul Asybah fi Hadd